Layur (Trichiurus lepturus) merupakan
ikan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping.
Ikan ini tersebar di banyak perairan dunia. Jenis yang ditemukan di
Pasifik dan Atlantik merupakan populasi yang berbeda. Ukuran tubuhnya
dapat mencapai panjang 2m, dengan berat maksimum tercatat 5 kg dan usia
dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari berkeliaran di
perairan dangkal dekat pantai yang kaya plankton krustasea. Pada waktu
malam ikan ini mendekat ke dasar perairan. Salah satu perilaku ikan
layur adalah ‘voracious’ atau sangat ‘rakus’, sehingga dalam suatu
komunitas tertentu ikan layur dapat merupakan ‘top predator’ yang
memperebutkan makanannya berupa ikan-ikan berukuran kecil dengan
ikan-ikan predator lainnya.
Ikan Layur merupakan tipe ikan pelagis dan
memiliki sifat fototaksis positif (mudah tertarik oleh rangsangan
cahaya). Oleh karena itu, Nelayan menggunakan umpan cahaya untuk
memancing Layur. Biasanya Nelayan membawa petromak ataupun lampu neon
sebagai attraktor bagi ikan Layur. Pada saat malam hari, dimana Layur
beruaya dari dasar menuju ke permukaan, Layur akan tertarik oleh umpan
cahaya yang dipasang oleh Nelayan. Saat ikan Layur mendekati permukaan,
Nelayan akan dapat dengan mudah menangkap baik menggunakan pancing
ataupun jaring. Layur merupakan tipe ikan yang sosial, biasanya mereka
beruaya atau hidup secara bergerombol. Dengan demikian, Nelayan dapat
memperoleh hasil tangkapan yang banyak apabila telah mendapat tempat
ruaya Layur yang tepat. Layur dapat mudah dijumpai di laut saat musim
angin timur (April – Oktober). Bulan-bulan tersebut merupakan bulan
panen Layur bagi para Nelayan.
Ikan layur adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia. Dewasa ini paling tidak terdapat tiga jenis ikan layur, yaitu Eupluerogrammus muticus, Trichiurus lepturus dan Lepturacanthus savala. Perairan dengan dasar yang relatif rata dan berlumpur dengan salinitas yang relatif rendah biasanya merupakan habitat ikan layur. Dari beberapa pengamatan tentang sebaran ikan layur di pantai selatan Jawa diperoleh informasi bahwa ikan layur di Teluk Pelabuhan Ratu-Binuangeun dan Cilacap umpamanya, tertangkap pada perairan pantai di sekitar muara-muara sungai yang relatif dangkal.
Badan Layur panjang dan ramping. Panjang
tubuhnya dapat mencapai 2m dan bobotnya bisa mencapai 5Kg. Umur
maksimal Layur yang pernah tercatat adalah 15 tahun. Meskipun tubuhnya
ramping dan tidak memiliki banyak daging, namun layur tetap banyak
diburu. Hal ini karena dagingnya yang lembut dan tidak memiliki banyak
duri. Ikan ini juga merupakan salah satu jenis ikan yang menjadi
komoditas ekspor. Negara tujuan utama ekspor ikan Layur adalah Jepang
dan Korea. Penduduk Jepang dan Korea sangat menggemari masakan yang
terbuat dari ikan Layur.
Berbagai resep masakan pun dapat
menggunakan bahan dasar ikan Layur, muali dari Sup Layur, Peyek Layur
ataupun Layur yang dikeringkan. Layur mudah dijumpai di tempat penjualan
ikan di Indonesia. Ia juga menjadi ikan umpan. Orang Jepang
menyebutnya tachiuo dan memakannya mentah (sebagai sashimi) atau
dibakar. Orang Korea menyebutnya galchi dan mengolahnya dengan digoreng
atau dibakar. Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak
terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya. Ikan ini
sebagai salah satu lauk pauk yang digemari oleh masyarakat Korea, sering
dihidangkan dengan digoreng atau dimasak dengan bubuk cabe merah dan
sedikit kuah. Terutama ikan Galchi yang baru ditangkap di laut dimasak
dengan lobak yang baru dipanen, rasanya sangat enak, membuat kita bisa
menghabiskan satu mangkuk nasi.
No comments:
Post a Comment