Pages

Monday, November 10, 2014

Ikan Layur

Layur (Trichiurus lepturus) merupakan ikan laut yang mudah dikenal dari bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di banyak perairan dunia. Jenis yang ditemukan di Pasifik dan Atlantik merupakan populasi yang berbeda. Ukuran tubuhnya dapat mencapai panjang 2m, dengan berat maksimum tercatat 5 kg dan usia dapat mencapai 15 tahun. Kegemarannya pada siang hari berkeliaran di perairan dangkal dekat pantai yang kaya plankton  krustasea. Pada waktu malam ikan ini mendekat ke dasar perairan. Salah satu perilaku ikan layur adalah ‘voracious’ atau sangat ‘rakus’, sehingga dalam suatu komunitas tertentu ikan layur dapat merupakan ‘top predator’ yang memperebutkan makanannya berupa ikan-ikan berukuran kecil dengan ikan-ikan predator lainnya.


Ikan Layur merupakan tipe ikan pelagis dan memiliki sifat fototaksis positif (mudah tertarik oleh rangsangan cahaya). Oleh karena itu, Nelayan menggunakan umpan cahaya untuk memancing Layur. Biasanya Nelayan membawa petromak ataupun lampu neon sebagai attraktor bagi ikan Layur. Pada saat malam hari, dimana Layur beruaya dari dasar menuju ke permukaan, Layur akan tertarik oleh umpan cahaya yang dipasang oleh Nelayan. Saat ikan Layur mendekati permukaan, Nelayan akan dapat dengan mudah menangkap baik menggunakan pancing ataupun jaring. Layur merupakan tipe ikan yang sosial, biasanya mereka beruaya atau hidup secara bergerombol. Dengan demikian, Nelayan dapat memperoleh hasil tangkapan yang banyak apabila telah mendapat tempat ruaya Layur yang tepat. Layur dapat mudah dijumpai di laut saat musim angin timur (April – Oktober). Bulan-bulan tersebut merupakan bulan panen Layur bagi para Nelayan.


Ikan layur adalah salah satu jenis ikan demersal ekonomis penting yang banyak tersebar dan tertangkap di perairan Indonesia. Dewasa ini paling tidak terdapat tiga jenis ikan layur, yaitu Eupluerogrammus muticus, Trichiurus lepturus dan Lepturacanthus savala. Perairan dengan dasar yang relatif rata dan berlumpur dengan salinitas yang relatif rendah biasanya merupakan habitat ikan layur. Dari beberapa pengamatan tentang sebaran ikan layur di pantai selatan Jawa diperoleh informasi bahwa ikan layur di Teluk Pelabuhan Ratu-Binuangeun dan Cilacap umpamanya, tertangkap pada perairan pantai di sekitar muara-muara sungai yang relatif dangkal.
Badan Layur panjang dan ramping. Panjang tubuhnya dapat mencapai 2m dan bobotnya bisa mencapai 5Kg. Umur maksimal Layur yang pernah tercatat adalah 15 tahun. Meskipun tubuhnya ramping dan tidak memiliki banyak daging, namun layur tetap banyak diburu. Hal ini karena dagingnya yang lembut dan tidak memiliki banyak duri. Ikan ini juga merupakan salah satu jenis ikan yang menjadi komoditas ekspor. Negara tujuan utama ekspor ikan Layur adalah Jepang dan Korea. Penduduk Jepang dan Korea sangat menggemari masakan yang terbuat dari ikan Layur.

Berbagai resep masakan pun dapat menggunakan bahan dasar ikan Layur, muali dari Sup Layur, Peyek Layur ataupun Layur yang dikeringkan. Layur mudah dijumpai di tempat penjualan ikan di Indonesia. Ia juga menjadi ikan umpan.  Orang Jepang menyebutnya tachiuo dan memakannya mentah (sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea menyebutnya galchi dan mengolahnya dengan digoreng atau dibakar. Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya.  Ikan ini sebagai salah satu lauk pauk yang digemari oleh masyarakat Korea, sering dihidangkan dengan digoreng atau dimasak dengan bubuk cabe merah dan sedikit kuah. Terutama ikan Galchi yang baru ditangkap di laut dimasak dengan lobak yang baru dipanen, rasanya sangat enak, membuat kita bisa menghabiskan satu mangkuk nasi.